top of page
ismaniarsutardi

Jenis Vaksin Kucing dan Kapan Jadwalnya

Diperbarui: 15 Jan 2023

Memberi vaksin pada kucing peliharaan adalah salah satu cara untuk menjaga kualitas hidupnya. Tanpa vaksin, kucing bisa dengan mudah terserang virus dan bakteri. Agar sistem kekebalan tubuh kucing terjaga dari virus dan bakteri, pemberian vaksin sangat diperlukan. Berikut ini kami berikan informasi apa saja vaksin untuk kucingmu dan kapan vaksinasi dilakukan.


Jenis - Jenis Vaksin Kucing

Dokter hewan akan memberikan rekomendasi vaksin untuk kucing sesuai lingkungan dan lifestyle. Pilihan vaksin juga akan berbeda bagi beberapa tipe kucing. Untuk semua vaksinasi, pemberian vaksin dan jadwalnya harus dengan rekomendasi dokter hewan.


Dokter hewan memberikan suntikan vaksin pada kucing
Pemberian vaksin berdasarkan pada rekomendasi dokter hewan (sumber: unsplash.com)

Vaksin Inti (Core Vaccine)

  • Vaksin Virus FPL (Feline Panleukopenia)

Panleukopenia adalah penyakit dari feline parvovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini bersifat sangat berbahaya dan mudah menular. Panleukopenia biasanya terjadi pada anak kucing dengan sistem imun rendah. Parvovirus menginfeksi dan membunuh sel - sel yang tumbuh dan membelah dengan cepat, misalnya pada sumsum tulang, usus, dan janin yang sedang berkembang.

  • Vaksin FVR (Feline Viral Rhinotracheitis) atau herpes tipe 1 (FHV-1)

Penyakit ini ditandai dengan demam, bersin yang sering, radang mata, radang selaput hidung (rhinitis), dan sering mengeluarkan air liur. Pada awalnya kucing akan mengeluarkan cairan bening dari hidung dan mata. Cairan tersebut lama kelamaan akan makin banyak diiringi lendir dan nanah. Di titik ini, kucing akan mengalami depresi dan kehilangan nafsu makan. Dampak paling parah ditandai dengan radang mulut dengan luka, juga radang kornea mata.

  • Vaksin FCV (Feline Caliciviruses)

Virus calici banyak menyerang mulut dan paru - paru. Beberapa kasus menunjukkan penyakit tanpa gejala atau dengan sedikit gejala. Tanda yang muncul berupa radang di mulut, ada juga yang menghasilkan cairan di paru - paru dan pneumonia. Seringkali sulit untuk membedakan virus calici dan virus rhinotracheitis. Keduanya menghasilkan "limping syndrome" atau pincang sementara tanpa luka di mulut dan pneumonia.

  • Vaksin Rabies

Hewan yang terkena rabies menjadi mudah tersinggung. Mereka juga mungkin menggunakan gigi dan cakarnya secara agresif dengan sedikit gangguan. Suara yang bising dapat membuat provokasi. Tahap awal rabies dapat membuat bingung karena mungkin ada kecenderungan hewannya memang agresif. Diagnosis terhadap rabies harus dilakukan di laboratorium. Penyakit ini dapat menular ke manusia.


Vaksin Non-Inti (Non-Core Vaccines)

Vaksin non-inti adalah vaksin yang direkomendasikan dokter hewan untuk kucing dengan penyakit khusus. Vaksin ini tidak wajib, bersifat opsional dengan rekomendasi khusus.

  • Feline chlamydiosis

Penyakit ini disebut juga feline pneumonitis, yang disebabkan oleh infeksi bakteri organisme Chlamydophila felis (C. felis). Bakteri tersebut tidak hidup lama di lingkungan luar namun menyebar dengan cepat pada kontak langsung dengan kucing yang sakit. Dengan bersin sedikit saja, infeksi bisa dengan mudah menyebar melalui dropletnya. Feline chlamydiosis juga dapat terjadi bersamaan dengan organisme yang menyebabkan infeksi pernafasan. Kondisi terparah dari penyakit ini adalah terkena pneumonia.

  • Feline leukemia disease

Feline leukemia disease disebabkan oleh komplikasi dari virus FeLV (feline leukimia virus). Kucing yang terinfeksi akan mengalami anemia, kanker, bahkan penurunan kekebalan tubuh. Virus menjangkiti kucing melalui infeksi air liur (saliva) dan urin. Induk kucing yang terinfeksi FeLV juga dapat menyebarkan virus ini melalui janinnya. Penyakit ini berkembang dengan berjalannya waktu dan menyebabkan kematian.

  • Feline infectious peritonitis

Penyakit ini disebabkan oleh feline coronavirus (FeCV). Kucing yang terjangkit virus ini awalnya tidak memiliki gejala yang jelas. Beberapa kucing menunjukkan bersin, mata berair, bahkan ada yang diare. Ketika penyakit berkembang dengan waktu, kucing akan mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, depresi, hingga demam. Sampai saat ini, penyakit FIP belum bisa disembuhkan.

  • Bordetellosis

Penyakit bordetellosis disebabkan oleh bakteri Bordetella bronchiseptica. Kucing yang terinfeksi B.bronchiseptica menyebarkan bakterinya melalui saliva dan sekresi hidung (biasanya saat bersin). Infeksi penyakit ini menyebabkan batuk, bersin - bersin, ocular discharge (debris, mukus, sel kulit, minyak), dan demam. Bordetellosis dapat diobati dengan pemberian obat antibakteri dan perawatan khusus di rumah sakit hewan.


Jadwal Vaksin Kucing

Vaksinasi penting bagi anak kucing. Beberapa penyakit bisa sangat fatal dan vaksinasi akan melindungi mereka dari penyakit mematikan. Setelah lahir, anak kucing mempunyai imunitas dari kolostrum air susu induknya yang membentuk antibodi alami bagi mereka. Agar tetap terlindungi dari penyakit, anak kucing harus memproduksi sendiri sistem kekebalan tubuh aktif. Disinilah fungsi vaksin bekerja, yakni untuk memberikan stimulasi bagi sistem kekebalan tubuh yang aktif.

Lalu kapan jadwal kucing boleh divaksin? Sebelum memberikan vaksin, ketahui dulu usia kucingmu. Jika kucingmu masih bayi, vaksin pertama diberikan pada usia 6-8 minggu. Selanjutnya adalah booster vaksin feline herpesvirus, calici, FPV dan FeLV di usia 12-16 minggu. Booster akan diberikan setiap tahun setelahnya.

Jika kamu memiliki kucing dewasa, periksakan terlebih dahulu kondisi kucingmu ke dokter hewan. Kucing belum tentu akan mendapatkan booster yang sama setiap tahun. Hal ini didasarkan pada usia dan jenis vaksinnya. Dokter hewan akan memberikan pengingat untuk jadwal vaksin berikutnya, vaksin mana yang dibutuhkan, dan penyakit apa yang dicegah di setiap konsultasi.



12 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page